A.
Pengertian Model Pembelajaran
Joyce dan Weil (dalam Rusman: 2010: 133) berpendapat bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merencanakan bahan
pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model
pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
1.
Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002).
CTL memungkinkan siswa menghubungkan
isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk
menemukan makna. CTL memperluas konteks pribadi siswa lebih lanjut melalui
pemberian pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubungan
baru untuk menemukan makna yang baru (Johnson, 2002). Prinsip pembelajaran
kontekstual sebagai berikut.
a. Konstruktivisme
Konstruktivisme
merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas.
b. Menemukan (Inquiry)
Menemukan,
merupakan bagian inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan
penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain
yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.
c. Bertanya (Questioning)
Melaui
penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan mendorong proses dan
hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam, dan akan lebih banyakditemukan
unsur-unsur terkait yang sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh guru maupun
siswa.
d. Masyarakat Belajar (Learning
Community)
Maksud dari
masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan
memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya.
2.
Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang ersifat heterogen.
Model Model-Model Pembelajaran
Kooperatif.
a. Model Student Teams Achievement
Division (STAD)
Model
STAD menurut Slavin (2007) merupakan variasi dari pembelajaran kooperatif yang
paling banyak diteliti. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan
empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan
pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota
kelompok menguasai pelajaran
tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani
kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh
saling membantu satu sama lain.
b. Model Jigsaw
Pada
dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen kecil. Dalam kelompok ini siswa-siswa bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam (a) belajar menjadi ahli dalam subtopic
bagiannya, (b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada
anggota kelompoknya semula, setelah itu, siswa tersebut kembali lagi ke
kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi
penting dalam subtopic tersebut kepada temannya. Sehingga seluruh siswa
bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang
ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus
menguasai topic secara keseluruhan.
c. Investigasi Kelompok (Group
Investigation)
Secara
umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif GI
adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang,
tiap kelompok bebas memilih subtopic dari keseluruhan unit materi (pokok
bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan
kelompok. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan
laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling bertukar informasi
temuan mereka (Burns, et al).
d. Model Make a Match (Membuat Pasangan)
Penerapan
metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu
yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat
mencocokan kartunya diberi poin.
e. Model TGT (Teams Games Tournaments)
Menurut
Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan anggota-anggota tim lain
untuk memperoleh skor bagi tim mereka
masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa
pertanyaan-pertanyaan yang berkaiatan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang
dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok
(identitas kelompok mereka).
f. Model Struktural
Dalam
pembelajaran kooperatif tipe pendekatan
structural terdapat enam komponen yaitu struktur dan konstruk yang berkaitan,
prinsip-prinsip dasar, pembentukan kelompok dan pembentukan kelas, kelompok, tata
kelola dan keterampilan sosial.
3.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM)
Boud dan Feletti (1997) mengemukakan bahwa PBM adalah inovasi
yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson (1994) mengemukakan bahwa
kurikulum PBM membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar
sepanjang hayat dalam pola berpikir yang terbuka, reflektif, kritis dan belajar
aktif.
4.
Model PAKEM (Partisipatif, Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat
pada anak (student centered learning) dan pembelajaran harus bersifat
menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus belajar
sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut.
Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam
inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat
partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
5.
Model Pembelajaran Lesson Study
Lesson Study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, dan
melaporkan hasil refleksi kegiatan pembelajarannya.
6.
Model Pembelajaran Mandiri
Dalam belajar mandiri, menurut Wedemeyer (1983), peserta
didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus
menghadiri pembelajaran yang diberikan guru atau pendidik di kelas. Tugas guru
atau instruktur dalam proses belajar ini ialah menjadi fasilitator, yaitu
menjadi orang yang siap memberikan bantuan kepada peserta didik bila
diperlukan.
Model-Model pembelajaran Mandiri
a. Model SAVI (SomaticsAuditor Visual
Intelektual)
Dave
Meier menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera dan emosi
dalam proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang dikenal
dengan model SAVI. Somatis artinya belajar dengan cara bergerak dan berbuat.
Auditori, belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual, artinya belajar
mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya belajar dengan memecahkan
masalah dan menerangkan.
b. Model M-A-S-T-E-R (Mind, Acquire,
Search Out, Trigger, Exhibit, Reflect)
Rose dan
Nicholl memperkenalkan satu model belajar yang dikenal dengan M-A-S-T-E-R,
yaitu para pembelajar mulai menyadari bahwa belajar bukan sesuatu yang
dilakukan untuk pembelajar dan hanya pembelajar yang dapat melakukannya.
7.
Model Pembelajaran Berbasis Web
(E-Learning)
Pembelajaran berbasis web dapat didefinisikan sebagai
aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah pendidikan. Secara
sederhana dikatakn bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya,
maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web. Kemudian
yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya
tempat dan waktu untuk mengakses informasi.
8.
Model Pembelajaran Tematik
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) model
pembelajaran untuk anak tingkat Sekolah Dasar kelas rendah, yaitu kelas 1,2 dan
3 adalah pembelajaran yang dikemas dalam bentuk tema-tema (tematik). Tema merupakan
wadah atau wahana untuk mengenalkan berbagai konsep materi kepada anak didik
secara menyeluruh. Tematik diberikan dengan maksud menyatukan konten kurikulum
dalam unit-unit atau satuan-satuan yang utuh dan membuat pembelajaran lebih
terpadu, bermakna dan mudah dipahami oleh siswa SD/MI.
Hayatul Mursyida
BalasHapusA1B110212
Oke... saya ingin bertnya pda kelompok.Ssebenarnya yg paling tepat itu PAKEM atau PAIKEM ya???
Sebab ada yg menyebutkn PAKEM dan ada pula yg menyebutnya PAIKEM.
Mohon jawabnnya yaaa :)
NURUL HIDAYAH
HapusNIM A1B110224
Pada umumnya PAKEM dan PAIKEM mengandung arti yang sama. Perbedaannya hanya adanya tambahan huruf ‘I’ dari PAIKEM yang kepanjangannya adalah inovatif.
PAKEM berarti Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif berarti proses belajar mengajar guru dapat membuat siswa aktif dalam bertanya atau mengemukakan pendapat.
Kreatif berarti adanya suasana kegiatan belajar yang beragam.
Efektif berarti proses belajar mengajar dapat membuat siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan.
Menyenangkan berarti kondisi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan sedemikian rupa agar siswa tidak pasif di kelas, memiliki perasaan tertekan, atau merasa bosan dalam belajar.
Dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), inovatif berarti guru menggunakan metode pembelajaran yang baru untuk meningkatkan semangat siswa dalam proses belajar mengajar.
Terima kasih kepada Harmah dan Nurul Hidayah
HapusPakem dan Paikem itu mempunyai karakteristik yang sama, metode awalnya emang Pakem yang mengalami perkembangan menjadi Paikem yang menambahkan metode inovatif di dalam Pakem itu sendiri. inovatif di sini berguna untuk menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara meng- integrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di antaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif.
(Syah dan Kariadinata (2009: 16 media online)
Pembelajaran yang inovatif diharapkan mampu membuat siswa yang mempunyai kapasitas berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah. Siswa yang seperti ini mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses memahami sesuatu dan piawai dalam mengambil pilihan serta membuat keputusan. Hal itu dimungkinkan karena pemahaman interkoneksi di antara system atau subsistem terkait dengan persoalan yang dihadapinya. Juga terlihat kemampuan mengidentifikasi dan menemukan pertanyaan tepat yang dapat mengarah kepada pemecahan masalah secara lebih baik. Informasi yang diperolehnya akan dikerangkakan, dianalisis dan disintesiskan sehingga akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik.
Nama : Harmah
BalasHapusNIM : A1B110211
Saya mencoba menjawab pertanyaan dari saudara HM . Menurut saya, seperti yang kita ketahui berubahnya kurikulum model-model pembelajaran akan berubah contohnya dari PAKEM menjadi PAIKEM dimana perubahan tersebut terdapat dari kata "INOVATIF" dalam suatu pembelajaran. Pembelajaran yang inovatif akan secara alami terbentuk jika pembelajaran aktif, kreatif, dan efektif, dapat terlaksana dengan baik. semangat inovatif dapat ditumbuhkan melalui kegiatan-kegiatan sekolah yang sifatnya "Berpetualang", "Memecahkan Masalah", dan sebagainya.
Contoh : Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dapat dikemas melalui kunjungan kelapangan, misalnya ke kantor polisi untuk mewawancarai kantor polisi, atau ke pasar untuk mewawancarai pedagang yang sukses.
Dalam pembelajaran tersebut ketika dilapangan, siswa akan lebih memperoleh pengalaman yang jauh lebih berharga, lebih bervariasi, lebih luas dan lebih dalam.
KUSNIATI ANDRIANI
BalasHapusNIM A1B110215
Pembahasan kelompok mengenai model-model pembelajaran yang ingin saya tanyakan adakah kelemahan dan kelebihan setiap model pembelajaran jika ada jelaskan? trmks :)
Untuk menjawab pertanyaan dari saudara Kusniati Andriani lihat postingan kami yang paling atas, karena karakternya terbatas makanya tidak bisa mempostkan balasannya di komentar ini.
HapusSAPERIAH
BalasHapusNIM A1B110243
Sedikit menambahkan tentang kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Lesson Study.
Kelebihan model pembelajaran Lesson Study, seperti yang saya kutip dalam http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/akzh1343183231.pdf adalah sebagai berikut.
a. Meningkatnya pengetahuan guru tentang cara mengobservasi aktifitas belajar siswa.
b. Menguatkan hubungan kolegalitas baik antara guru maupun dengan observer selain
guru.
c. Menguatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan
pembangunan jangka panjang.
d. Meningkatnya motivasi guru untuk senantiasa berkembang.
e. Meningkatnya kualitas rencana pembelajaran misalnya bahan ajar, teaching materials
(hand on) dan strategi pembelajaran.
Sedangkan kelemahan model pembelajaran Lesson Study, seperti yang saya kutip dalam http://blog.uny.ac.id adalah sebagai berikut.
a. Jumlah siswa dalam satu kelas sangat banyak, menyulitkan mengenal karakteristik siswa satu persatu. Artinya, model pembelajaran ini agak sulit jika dilaksanakan dalam kelas yang jumlah siswanya banyak.
b. masih ada beberapa siswa yang belum dapat mengubah cara pembelajarannya, dan belum tersentuh/terperhatikan oleh guru.
c. Masih terikatnya guru dan siswa pada buku paket sebagai sumber pembelajaran, sehingga pengetahuan siswa terbatas.
d. Sarana pembelajaran masih terbatas, belum memanfaatkan multi media.
e. Jumlah jam mengajar guru di tiap sekolah sangat banyak, sehingga pada setiap kali mengikuti on-service selalu meninggalkan jam pelajaran di sekolah.
f. Keberadaan sekolah tempat on-service yang jauh dari lokasi tempat tinggal guru.
RUMIATI
BalasHapusNIM A1B110226
Saya ingin bertanya, bagaimana Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan Model Pembelajaran Lesson Study itu, tolong jelaskan karena saya masih kurang mengerti penjelasan di atas.Terima kasih…
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah yang kontekstual dan tidak sederhana kepada siswa sehingga memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menemukan pengetahuan konsep esensial dari materi ajar.
HapusCiri-Ciri Pembelajaran
1. PBM Pembelajaran berpusat dengan masalah
2. Masalah yang di gunakan merupakan dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi dalam kerja propesional mereka di masa depan.
3. Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa saat proses pembelajaran disusun berdasarkan masalah.
Lesson study merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif, dimana para guru lain dapat memberikan pandangan-pandangan guna memberikan solusi tentang kendala-kendala yang dihadapi siswa. Pandangan dari banyak guru dapat meningkatkan wawasan siswa, diantaranya adalah dengan mengintegrasikan pandangan-pandangan dari sudut pandang keilmuan yang berbeda.
Lesson study merupakan salah satu bentuk pembinaan guru yang dapat dilakukan untuk peningkatan profesionalisme guru. Lesson study dilakukan di wilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara kolaboratif baik dengan guru bidang studi atau dengan guru lain di luar bidang studi, bahkan dengan masyarakat.
Tahap lesson study
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, para guru yang tergabung dalam lesson study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini terdapat dua kegiatan yaitu, kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan diri sendiri untuk mempraktikkan perencanaan pembelajaran yang telah disusun bersama dan kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota komunitas lesson study yang lainnya.
3. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan dalam bentuk refleksi yang dilakukandalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta lesson study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk.
4. Tahap Tindak Lanjut
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran.
Normita Noprianti
BalasHapusNIM A1B110232
Assalamualaikum...
Saya ingin meminta penjelasan tentang Model M-A-S-T-E-R (Mind, Acquire, Search Out, Trigger, Exhibit, Reflect). Mohon bantuannya teman2. Terimakasih...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusModel MASTER merupakan suatu langkah dalam Cara Belajar Cepat (CBC) di terapkan untuk membuat suasana pembelajaran terasa menyenangkan dan jauh dari kesan kaku. Cara belajar cepat yang dimaksudkan disini ialah usaha yang dilakukan sehingga suatu konsep dapat dipahami dengan cepat dan baik.
HapusM = Motivating your mind (Memotivasi fikiran)
Rose (2002) mengatakan bahwa untuk belajar, seseorang membutuhkan keadaan fikiran yang “kaya akal”, yaitu harus rileks, percaya diri dan termotivasi. Jika dalam kondisi stres dan kurang percaya diri atau tidak melihat manfaat dari yang dipelajari, pelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik.
Untuk itu, guru perlu memotivasi siswa agar dapat memperoleh keadaan fikiran yang benar dalam belajar. Salah satu cara untuk memberikan motivasi adalah dengan menanamkan pada diri siswa apa manfaatnya bagi mereka dalam mempelajari suatu konsep. Sugesti-sugesti positif akan membuat siswa menjadi semangat dalam belajar dan proses pembelajaran akan terasa menyenangkan.
A = Acquiring the information ( Memperoleh informasi)
Rose (2002) menuliskan bahwa guru harus memberikan perhatian secara khusus kepada siswa. Ketika guru menyampaikan sejumlah cukup besar informasi baru kepada siswa maka siswa secara alamiah akan memulai memproses informasi itu dalam dirinya.
S = Searching out the meaning (Menyelidiki makna)
Setelah memperoleh informasi maka langkah selanjutnya adalah membimbing siswa agar dapat menyelidiki makna untuk pemahaman yang lebih mendalam. “Tujuannya bukan hanya mengalihkan pengetahuan kepada para siswa tersebut tetapi agar mereka bisa membuat makna bagi diri mereka sendiri untuk benar-benar memahami subjek itu” (Rose, 2002).
T = Triggering the memory (Memicu memori)
Siklus pengulangan materi sangat penting dalam belajar karena dengan pengulangan maka informasi yang didapat dapat disimpan dalam memori jangka panjang. Tahapan yang dilakukan yaitu dengan merangkum materi bersama siswa diakhir pembelajaran. Dalam hal ini, guru dan siswa dapat mengulang butir-butir materi utama yang dipelajari baik dalam bentuk pertanyaan dari guru maupun dalam bentuk tes.
E = Exhibiting what you know (Memamerkan apa yang anda ketahui)
Untuk mengetahui bahwa siswa telah paham dengan apa yang mereka pelajari, berikan kesempatan kepada siswa agaar mereka dapat membuktikan bahwa mereka betul-betul paham dengan apa yang meraka pelajari berikan kesempatan kepada siswa agar mereka dapat membuktikan bahwa mereka betul-betul paham terhadap konsep yang diberikan. Rose (2002) mengatakan ”jika anda mengajarkannya kepada orang lain, berarti anda betul-betul menunjukkan bahwa anda telah paham. Anda tidak hanya mengetahui, anda memilikinya”
R = Reflecting How you’ve learned (Merefleksikan bagaimana anda belajar)
Rose (2002) mengatakan bahwa “hakikat seorang pembelajar yang betul-betul independent adalah senantiasa peduli pada upaya untuk terus menerus meningkatkan kualitas belajarnya sendiri dan tidak dapat melakukannya tanpa berfikir tentangnya”. Ini berarti seorang pembelajar selalu berfikir apa usaha terbaik untuk memperoleh hasil yang terbaik pula. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu mengevaluasi cara belajar setiap hari. Dengan kata lain kecerdasan intrapersonal dituntut dalam hal ini, agar kajian terhadap kelebihan dan kekurangan diri dalam belajar lebih mendalam.
http://editopan.guru-indonesia.net/artikel_detail-21988.html
SAPERIAH
BalasHapusNIM A1B110243
Menanggapi pertanyaan Rumiati, tetapi hanya tentang Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa/mahasiswa. PBM adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Dengan kata lain, dalam PBM, kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Model pembelajaran ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu: (1) belajar dimulai dengan suatu masalah, (2) memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa/mahasiswa, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan diseputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada pebelajar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut pebelajar untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.
Sumber: buku "Model-Model Pembelajaran" oleh Rusman dan http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195704081984031-DADANG_SUPARDAN/Pembelajaran_Berbasis_Masalah.pdf
Hanya itu yang dapat saya sampaikan, terima kasih...:)
terima kasih atas tanggapannya.
HapusNAMA : JENI ARINA
BalasHapusNIM : A1B110253
kelompok sudah menjelakan mengenai Model Pembelajaran Berbasis Web (E-Learning), saya ingin bertanya bagaimana jika anak didik tidak mengenal yang namanya teknologi internet? apa perlu model pembelajaran ini ? bagi anak didik yang sekolahnya berada di pingiran kota pastikan tidak megenal yang namanya internet.bagaimana kelompok menanggapi masalah ini ?
itu saja pertanyaan dari saya terimakasih
Jika anak didik tidak mengenal yang namanya teknologi internet kita tetap perlu model pembelajaran Berbasis Web (E-Learning) karena Metode pembelajaran dengan berbasis pada jaringan internet bukan merupakan hal yang baru dalam pembelajaran. E-learning merupakan salah satu contoh bagaimana penerapan metode pembelajaran dengan berbasis pada jaringan internet. E-Learning memungkinkan bagi pengajar untuk membuat variasi dalam proses pembelajaran. E-Learning juga memungkinkan bagi siswa dan pengajar yang terhambat oleh jarak dan waktu untuk bisa melakukan proses pengajaran. Dalam era global seperti sekarang ini, setuju atau tidak, mau atau tidak mau, harus berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, kita sebaiknya tidak ‘gagap’ teknologi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju. Bagi anak didik yang sekolahnya berada di pingiran kota yang tidak megenal yang namanya internet, kita bisa mengenalkannya terlebih dahulu dengan car memberi penjelasan atau sosialisasi mengenai pengenalan pembelajaran berbasis E-Learning tersebut. Terima kasih.
HapusNAMA : SISWANTO ADI SAPUTRO
HapusNIM : A1B110233
Menanggapi pertanyaan dari Jeni Arina
Menurut saya perlu karena apa salahnya kalau model pembelajaran Web (E-Learning) ini diterapkan walapun sebelumnya siswa tidak mengerti tentang teknologi internet karena sekolahannya mungkin jauh dari kota sehingga hampir tidak mengenal yang namanya internet. Jadi model pembelajaran Web (E-Learning) ini perlu saja diterapkan di sekolah-sekolahan yang belum tahu tentang teknologi internet guna menambah pengetahuan bagi siswa yang awalnya tidak tahu dengan nanmanya teknologi internet menjadi tahu dan banyak hal positif lagi yang dapat bermanfaat ketika pembelajaran Web (E-Learning) di adalakan seperti siswa menjadi lebih mudah mengetahui informasi-informasi dari luar yang belum diketahui..terimakasih
Nama: Mia Aldina Maulana
HapusNIM: A1B110225
Saya akan memberi tanggapan atas pertanyaan Jeni Arina mengenai Model Pembelajaran Berbasis Web (E-Learning).
Menurut saya:
(Jawaban untuk pertanyaan pertama dan kedua) Jika peserta didik tidak mengenal yang namanya teknologi internet, maka peran guru lah untuk memperkenalkan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi khususnya internet karena memang sudah tugas seorang guru untuk memberikan pengetahuan, model pembelajaran ini perlu juga dilakukan agar guru dan peserta didik tidak hanya terpaku pada sumber-sumber pelajaran dari buku karena wawasan dan cakrawala pengetahuan dapat dicari dengan mengakses dari internet.
(Jawaban untuk pertanyan ketiga) Mengenai sekolah yang berada dipinggiran kota, tentunya bisa kita bayangkan sulit untuk menggunakan model pembelajaran berbasis Web (E-Learning) ini. Masalah yang dihadapi sekolah-sekolah pinggiran kota ini biasanya mengenai ketidaksediaan fasilitas internet (berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, dan komputer). Oleh karena itu, guru yang mengajar disana harus bisa memilih model pembelajaran yang sesuai untuk situasi dan kondisi sekolah disana, tidak perlu memaksakan untuk memakai model pembelajaran berbasis Web (E-Learning) ini. Namun,tidak ada salahnya juga jika guru ingin memperkenalkan hal-hal yang berkaitan dengan internet.
Terima kasih.
Terima kasih kepada saudara siswanto adi saputro dan Mia aldina maulana atas tanggapannya.
HapusNAMA : RISDAWATI
BalasHapusNIM : A1B110209
Tadikan kelompok sudah menjelaskan tentang model-model pembelajaran.Nah, Bagaimana kah kalaunya kita diminta mengajar di Sekolah Luar Biasa, Apakah model-model tersebut dapat diterapkan atau tidak dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut, Misalnya dapat diterapkan, model apa yang tepat dalam proses pemebalajaran tersebut.
Berikan penjelasan menurut kelompok?
Terimakasih.
Jika diminta mengajar di Sekolah Luar Biasa, model-model tersebut bisa saja diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut, karena model yang digunakan pada sekolah luar biasa hampir mirip saja dengan sekolah umumnya. hanya saja model pembelajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus yang di persiapkan oleh guru di sekolah, di tujukan agar peserta didik mampu berinteraksi terhadap lingkungan sosial. Pembelajaran tersebut disusun secara khusus melalui penggalian kemampuan diri peserta didik yang didasarkan pada kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi ini terdiri atas empat ranah yang perlu diukur meliputi kompetensi fisik, kompetensi afektif, kompetensi sehari- hari dan kompetensi akademik.
Hapusa. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
1) Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan induktf.
2)Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic.
3) Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu.
4) Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual.
5) Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media.
b. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strtegi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
1. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
2. Strategi kooperatif
3. Strategi modifikasi tingkah laku
c. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:
1. Pendidikan integrasi (terpadu)
2. Pendidikan segresi (terpisah)
3. Penataan lingkungan belajar
d. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;
1. Model biogenetic
2. Model behavioral/tingkah laku
3. Model psikodinamika
4. Model ekologis
e. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu
Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.
Dalam proses belajar mengajar sekolah biasa banyak metode-metode pendukung yang bisa digunakan oleh para pengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tergantung situasi dan kondisi yang ada didalam kelas tersebut.
Sementara dalam proses belajar mengajar sekolah luar biasa, terdapat juga metode-metode yang khusus, namun terlihat jelas dari segi cara pemahaman oleh siswa dalam menangkap apa-apa yang dijelaskan oleh pengajar atau guru, terkadang guru sulit untuk membuat siswa memahami sepenuhnya tentang apa yang disampaikan guru, untuk itu peran interpersonal guru sangat diperlukan, agar tetap mengajar dengan penuh kesabaran, ini akan member output yang lebih baik kepada siswa.
terima kasih.
Abdul Gani
BalasHapusA1B108256
Saya ingin bertanya, apabila kita mengajar dalam suatu kelas yang mayoritas murid-muridnya pendiam/sulit diajak untuk berkomunikasi dengan kita, maka model pembelajaran yang seperti apakah yang cocok untuk kita lakukan agar proses belajar-mengajar tetap berjalan dengan efektif? Tolong berikan penjelasan dan alasannya! Trims.
Apabila kita mengajar dalam suatu kelas yang mayoritas murid-muridnya pendiam/sulit diajak berkomunikasi dengan kita, maka model pembelajar yang cocok untuk kita lakukan agar proses belajar-mengajar tetap berjalan dengan efektif yaitu model pembelajaran kooperatif karena model pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dengan adanya interaksi sesama individu siswa mampu aktif. Selain itu, model pembelajaran koooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (1995) dinyatakan bahwa; (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain. (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, diharapkan mampu membuat siswa yang diam menjadi lebih aktif. terima kasih.
HapusOkta Maria Ulva
BalasHapusNIM A1B110216
Seberapa besar pengaruh model tersebut bagi duni pendidikan itu sendiri. Terimakasih
Seberapa besar pengaruh model-model pembelajaran dalam dunia pendidikin itu tidak bisa di ukur seberapa besarnya, tetapi pengaruh tersebut sangat berperan penting bagi dunia pendidikan tergantung pada model-model pembelajaran yang dipilih yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.
BalasHapusNama : Mustahib
BalasHapusNim : A1B110205
Berhubung dalam materi ini semua sudah terjabarkan oleh kelompok atau teman-teman yang sudah menanggapi. Nah disini ulun sedikit minta tanggapan dari kelompok seberapa besar sih pengaruh PAIKEM dalam dunia pendidikan. terimaksih
PAIKEM berpengaruh besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses belajar mengajar. Paikem (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. terima kasih.
HapusNama : Abdul Hamid
BalasHapusNim :A1B110201
Menurut kelompok penerapan PAIKEM di indonsia apakah sudah berjalan dengan sesuai rencana yang diinginkan atau belum sesuai?
Sahabatku kelompok 8 jelaskan secara sederhana saja... terimakasih sahabatku.
Menurut kami penerapan PAKEM di Indonesia sudah berjalan sesuai dengan rencana yang diinginkan karena model pembelajaran yang sangat cocok dan menarik serta mampu membangkitkan kreativitas peserta didik pada pembelajaran saat ini adalah model pembelajaran PAKEM.
HapusModel pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang tertumpu pada empat prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Model PAKEM berorientasi pada proses dan tujuan. Artinya peserta didik diikutsertakan dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan mental peserta didik dalam proses belajar mengajar.
M. fathuraman
BalasHapusNIM A1B110254
Kelompok menjelaskan maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Jadi yang saya tanyakan adalah bagaimana kalau siswa mau bertanya kepada temannya terus temannya itu tidak mau memberikan pelajaran yang ditanyakan oleh siswa yang bertanya itu, karena temannya itu ingin pintar sendiri terhadap pelajaran tersebut. Tolong kelompok berikan tanggapan bagaimana solusinya? Terimakasih
Nama: Mia Aldina Maulana
HapusNIM: A1B110225
Menanggapi pertanyaan dari M. Fathurahman. Jika ada teman yang bila ditanya mengenai sesuatu tentang pelajaran, tetapi dia tidak mau menjawab karena ingin pintar sendiri terhadap pelajaran tersebut. Menurut saya, hal itu menunjukkan kurangnya kerja sama atau rasa saling membutuhkan dalam suatu kelompok belajar. Namun, teman yang bertanya tersebut jangan berkecil hati pada teman yang tidak mau memberi pelajaran. Jadikan saja hal itu sebagai motivasi diri untuk lebih giat belajar, buktikan bahwa diri Anda juga mampu untuk mempelajari pelajaran tersebut. Lagipula sumber belajar dalam komunitas masyarakat belajar tidak hanya dari satu orang teman itu saja kan, pasti ada teman-teman lain yang lebih mudah untuk diajak bekerjasama dalam belajar.
Namun, perlu juga diperhatikan bahwa kita tidak boleh menyimpulkan bahwa seseorang itu ingin pintar sendiri jika tidak mau menjawab pertanyaan temannya. Bisa jadi, orang tersebut sedang tidak siap ditanyai, lupa tentang jawaban yang benar sehingga merasa ragu untuk menjawab, atau sedang dalam situasi maupun kondisi yang tidak memungkinkannya untuk menjawab pertanyaan Anda dengan baik (misalnya: sakit).
Terima kasih.
NAMA : SISWANTO ADI SAPUTRO
HapusNIM : A1B110233
Mencoba menanggapi pertanyaan dari saudara M. Fathuraman yang menanyakan bagaimana kalau siswa mau bertanya kepada temannya terus temannya itu tidak mau memberikan pelajaran yang ditanyakan oleh siswa yang bertanya itu, karena temannya itu ingin pintar sendiri terhadap pelajaran tersebut. Bagaimana solusinya
Menurut saya mungkin ada dua kemungkinan kenapa siswa yang bertanya kepada temannya sendiri namun temannya tersebut tidak mau membatu atau memberikan jawaban atas pertanyaannya, yaitu yang pertama bisa saja temannya tersebut tidak tau juga dengan jawaban dari pertanyaan yang diberiakan kepadanya jadi dia tidak mau membantu kemudian yang kedua bisa saja seperti yang dikatakan oleh M. Fathuraman tadi yang ingin pintar sendiri tidak mau berbagi ilmu kepada sesama temannya. Kemudian kalau ditanya solusinya, menurut saya adalah kalau teman yang satu ini ditanya tidak bisa membantu bisa saja bertannya lagi dengan teman yang lain yang mungkin bisa membatu atau bisa juga langsung bertanya dengan orang yang lebih tau seperti menanyakan langsung kepada gurunya atau mungkin kalau ingin lebih tau lagi bisa saja dengan cara berusaha mencari jawaban sendiri karena itu akan lebih bagus lagi.. Terimakasih
terima kasih kepada saudari Mia aldina maulana yang telah menanggapi pertanyaan M. fatturrahman.
Hapusmenurut kami, dalam interaksi belajar mengajar siwa diharpkan mampu tanya jawab baik itu kepada siswa lainya ataupun guru. jika siswa bertanya kepada teman sekelasnya dan teman tersebut tidak mau menjelaskan materi atau berbagi ilmu. alangkah baiknya siswa tersebut bertanya langsung pada guru, karena guru tidak akan mungkin membiarkan siswanya merasa kebingungan.
terima kasih juga kepada saudara siswanto adi saputro atas tanggapannya.
HapusMaaf teman-teman sesi tanya jawab kami cukupkan sampai di sini dulu. Terima kasih atas partisipasi dari kalian. :)
BalasHapusIni dkutip dr bku apa?
BalasHapusKami ingin bertanya,
BalasHapus1. Model pembelajaran apa saja yang paling cocok utk diterapkan dalam mata pelajaran TIK, dan mengapa?
2. Bagaimana membangun percaya diri anak yang tidak aktif di kelas, misalnya karena mereka pemalu, takut dan cenderung pendiam.?
Dmn letak keterkaitan model CTL,kooperative,Jingsaw,dan Pakem?menurut anda???? Dn apakah ada hubungannya dgn kurikulum 20013 yg diterapkan pemerintah dunia pendidikan saat ini?
BalasHapusCasino Poker - A Guide to Playing With Real Money
BalasHapusCasino Poker 먹튀사이트 is a casino game designed to win real money. It m2 슬롯 is also 개집 왕 referred e 스포츠 토토 to as “Money Line” or "Money m 2 슬롯 Line" (or money